Teori Locus of Control / Pusat Kendali

Locus of Control / Pusat Kendali
Dalam buku Modern Organization Theory And Practice dijelaskan :
        Rotter posited that locus of control has two dimensions. Internal locus of control suggest that people belief reiforcement are dependent on their actions; consequently, people are able to shape their existance and future. External locus of control suggest that people belive reinforcement are independent of their actions; thus, their future are determinal more by chance than direct personal interventions[1].
        Dapat diterjemahkan pusat pengendalian memiliki dua dimensi. Pusat pengendalian internal menyatakan bahwa orang-orang mempercayai bahwa kekuatan terikat pada perbuatan mereka, seperti konsekuensi, orang-orang bisa mengubah eksistensi dan masa depan mereka. Pusat pengendalian eksternal menyatakan bahwa orang-orang mempercayai bahwa kekuatan tidak terikat pada perbuatan mereka, berarti masa depan lebih ditentukan lebih banyak oleh kesempatan dari pada pengaruh langsung diri sendiri.
        Dalam buku Psychiatric And Mental Health Nursing For Canadian Practice dijelaskan pula:
Rotter, a social learning theorist, proposed that there are two dimensions of locus of control-internal and external. Indiviaduals with an internal locus of control believe that they can influence the outcome of events in the world. They accept that they are responsible for their behavior, appraise situations rationally, and choose a course of action that will have fevourable consequences. By contrast, individuals who have an external locus of control believe that their fate is under the contrl of some external agent (e.g., fate, luck, authority figures)[2].
Dapat diterjemahkan Rotter, seorang ahli teori pembelajaran sosial, mengungkapkan ada dua dimensi pusat pengendalian internal dan eksternal. Individu dengan pusat pengendalian internal percaya bahwa mereka dapat mempengaruhi hasil dari peristiwa di dunia. Mereka menerima bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka, menilai situasi secara rasional, dan memilih tindakan yang akan memiliki konsekuensi yang menguntungkan. Sebaliknya, individu dengn pusat pengendalian eksternal percaya bahwa nasib mereka berada di bawah kendali dari beberapa agen eksternal (misalnya nasib, keberuntungan, figure otoritas).
        Dalam buku Psikologi Pendidikan dijelaskan:
 Locus of control ialah bagaimana individu merasa /melihat garis/hubungan antara tingkah lakunya dan akibatnya, apakah ia dapat menerima tanggung jawab atau tidak atas tindakannya. Menurut Rotter, locus of control mempunyai dimensi eksternal dan Internal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada di luar diri si pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada pada diri si pelaku[3].
Jadi Pusat Kendali (Locus of Control) adalah bagaimana individu mempercayai bahwa kekuatan terikat pada perbuatan mereka, seperti konsekuensi, sehingga apakah  seseorang tersebut dapat menerima tanggug jawab atas tindakannya. Pusat Kendali (Locus of Control) mempunyai dua dimensi, yakni: Pusat Pengendalian Internal (Internal Locus of Control) dan Pusat Pengendalian Eksternal (External Locus of Control). Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada di luar diri si pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada pada diri si pelaku
Senada dengan pengertian tersebut, dalam buku Psychology for Nurses and the Caring Professions dijelaskan pula:
Rotter (1966) is well known for the development of the first Locus Of Control (LOC) measurement scale, which placed beliefs about control on a single bipolar dimension: internal versus external. Internal LOC refers  to the belief that I am responsible for the things that happen to me. External LOC refers to the belief that things that happen to me are a consequence of luck, fate, chance or someone else[4].
Dapat diterjemahkan Rotter (1966) terkenal dengan pengembangan pertama skala pusat pengendali,  menempatkan keyakinan tentang kendali pada dua dimensi: internal versus eksternal. Pusat pengendalian internal mengacu pada keyakinan bahwa saya bertanggung jawab untuk hal-hal yang terjadi padaku. Pusat pengendalian eksteral mengacu pada keyakinan bahwa hal-hal yang terjadi padaku adalah konsekuensi dari keberuntungan, kesempatan, nasib, atau orang lain.
Maka dapat disimpulkan bahwa Pusat Kendali (Locus of Control) adalah tingkat percaya bahwa kekuatan terikat pada perbuatan mereka, sehingga bagaimana seseorang tersebut dapat menerima tanggug jawab atas tindakannya. Pusat kendali (Locus of Control) mempunyai dua dimensi, yakni: pusat pengendalian internal (Internal Locus of Control) dan Pusat Pengendalian Eksternal (External Locus of Control).
Pusat pengendalian internal (Internal Locus of Control) adalah individu melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada pada diri sendiri. Sedangkan pusat pengendalian eksternal (External Locus of Control) adalah individu menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada di luar diri si pelaku seperti keberuntungan, kesempatan dan adanya orang lain.




[1] Ali Farazmand, “Modern Organizations Theory and Practice Second Edition”, (USA: Green Wood  
   Publishing Group, 2002), hal. 199
[2] Wendy Austin dan Mary ann Boyd, “Psychiatric and Mental Health Nursing for Canadian Practice “, (London: Whurr Publishers, 2010), hal. 857
[3] Wasty Soemanto, “Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan”, (Jakarta: PT Rineka Cipata, 2006), hal. 187

[4] Jan Walker, Sheila Payne, Paula Smmith dan Nikki Jarrett, “Psychology for Nurses and The Caring Professions Third Edition”, (London: Agency Ltd, 2007), hal. 104

No comments :

Post a Comment