1. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan
dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf
kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat.
Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil
tes.
Sehubungan dengan reabilitas, Scarvia
B. Anderson dan kawan-kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu
validitas dan reliabilitas sangatlah penting. Reliabilitas menyokong
terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel, tetapi tidak valid.
Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.
A reliable measure in one that provides consistent and stable indication of
the characteristic being investigated.
Beberapa hal yang sedikit
banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 3 hal, antara lain:
a.
Hal yang berhubungan dengan tes itu
sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya
|
keterangan: rnn =
besarnya koefisien reliabilitas tes setelah tes tersebut ditambah
butir soal baru
n = berapa kali butir-butir
soal tersebut ditambah
r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum
butir-butir soalnya ditambah
Namun ada kalanya penambahan
butir-butir soal menjadi tidak berarti bahkan merugikan. Hal tersebut
disebabkan oleh:
1) Sampai pada suatu batas tertentu,
penambahan banyaknya butir soal sudah tidak menambah tinggi reliabilitas tes.
2) Penambahan tingginya reliabilitas tes
tidak sebanding nilainya dengan waktu, biaya dan tenaga yang dikeluarkan.
Kualitas butir soal ditentukan oleh:
a) Jelas tidaknya rumusan soal.
b) Baik tidaknya pengarahan soal kepada
jawaban sehingga tidak menimbulkan salah jawab.
c) Petunjuk yang jelas sehingga mudah dan
cepat dikerjakan.
b. Hal yang berhubungan dengan
tercoba (testee)
Suatu tes
yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan
keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya reliabilitas tes.
c. Hal yang berhubungan dengan
penyelenggaraan tes
Sudah disebutkan bahwa faktor
penyelenggaraan tes yang bersifat administratif sangatlah menentukan hasil tes.
Contoh:
1) Petunjuk yang diberikan sebelum tes
dimulai, akan memberikan ketenangan kepada para peserta dalam mengerjakan tes,
dan dalam penyelenggaraan tidak akan banyak terdapat pertanyaan. Ketenangan ini
tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes.
2) Pengawas yang tertib akan mempengaruhi
hasil yang diberikan oleh siswa terhadap
tes. Bagi siswa-siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan
rasa jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.
3) Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk
tidak teratur, suasana di sekelilingnya ramai, dsb) akan mempengaruhi hasil
tes.
Adanya
hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak langsung akan
mempengaruhi reliabilitas soal tes.
Mencari Reliabilitas Tes Bentuk Uraian
Menilai
soal bentuk uraian tidak dapat dilakukan dinilai dengan “benar” atau “salah”.
Suatu butir soal uraian menghendaki gradualisasi penilaian. Barangkali butir
soal nomor 1 penilaian terendah 0 tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2 nilai
tertinggi hanya 5, dan butir soal nomor 3 sampai 10, dan sebagainya.
Untuk keperluan mencari reliabilitas
soal keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal
bentuk objektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan pada kolom
item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai
berikut:
keterangan :
r11 = reliabilitas
yang dicari
Σσi2 = jumlah
varians skor tiap-tiap item
σi2 = varians
total
Teknik
Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian
Dalam rangka menentukan apakah tes
hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf pengajar telah
memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum,
pada umunya orang menggunakan sebuah rumus yang dikenal dengan nama Rumus
Alpha. Adapun rumus alpha dimaksud adalah :
Dimana :
r = Koefisien reliabilitas tes.
n = Banyaknya butir item yang
dikeluarkan dalam tes.
Selanjutnya dalam pemberian
interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r) pada umumnya digunakan
patokan sebagai berikut ;
1. Apabila r sama dengan atau lebih
besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya
dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).
2. Apabila r lebih kecil daripada
0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan
belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).
Sumber :
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Reliabilitas, atau keandalan, adalah
konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal
tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang)
akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai).
Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan
mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya
diukur.
Dalam penelitian,
reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten
setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama.
Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk
pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu
memberikan hasil yang berbeda-beda.
Pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat statistik
No comments :
Post a Comment