Teori Perilaku Adaptif Lingkungan

Teori  Perilaku Adaptif Lingkungan

Perilaku  mengacu pada gerakan, kegiatan atau tindakan yang secara terang terangan dilakukan.[1]
Adaptasi adalah penyesuaian diri di lingkungan, instruksi, atau materi untuk pembelajaran dalam meningkatkan kinerja dan memungkinkan siswa untuk setidaknya berpartisipasi secara parsial. Adaptasi harus dilakukan untuk siswa secara perorangan berdasarkan kebutuhan belajar mereka dan harus didasarkan pada kekuatan serta kelemahan mereka. [2].
David Purpel (1989) mengemukakan bahwa kelangsungan hidup manusia tergantung pada perilaku yang efektif karena menghasilkan perilaku responsif yang kreatif atau 'adaptif'. Perilaku adaptif tergantung pada evaluasi akurat perubahan lingkungan. Tingkat akurasi tergantung pada tingkat  pengembangan pribadi yang merupakan fungsi dari pengalaman pribadi atau pendidikan. Pendidikan yang efektif memungkinkan kebebasan secara naluriah membuat arti dari kompleksitas belajar memaknai  lingkungan yaitu rangsangan atau pengalaman belajar yang merupakan fungsi  tanggapan terhadap perubahan untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Kemampuan beradaptasi tergantung pada  kreativitas seseorang, dimana untuk beradaptasi dengan lingkungan, seseorang harus belajar mengontrol, mengevaluasi persepsi, menyarikan  informasi yang diperlukan agar dapat  bertahan hidup, juga untuk meningkatkan intelektualitas dan spiritual.  Seseorang tidak dapat diharapkan untuk mulai beradaptasi jika mereka merasa tidak aman. Salah satunya yaitu harus dapat mengubah ide-ide seseorang dalam menghadapi bukti baru, yang memberikan kesadaran yang beralasan dan realistis  dari kekuatan seseorang menilai diri sendiri.[3]
Roy mengatakan setiap individu selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Respons atau perilaku adaptasi tergantung pada kemampuan adaptasi yang mencakup: (1) input ( stimulus fokal yaitu langsung berhadapan dengan individu, stimulus kontekstual yang diterima individu baik secara internal maupun eksternal yang mempengaruhi dituasi, dan stimulus residual yang merupakan tambaha dari situasi yang telah ada mencakup sikap, keyainan dan pengalaman masa lalu; (2) kontrol yaitu regulator yang merupakan respons syaraf, otak, kimiawi dan kognator yaitu fungsi otak merespons informasi, penilaian dan emosi dan (3) output yaitu repons hasil dari kontrol yaitu perilaku yang dapat diamati, diukur yang menghasilkan respons perilaku adaptif.[4]

Perilaku adaptif sebagai efektivitas dan sejauh mana individu memenuhi standar kebebasan pribadi dan tanggung jawab sosial yang diharapkan untuk kelompok dan budayanya. (Grossman, 1973). Dan masih menurut Grossman (1983) memberikan rincian lebih lanjut dengan mendefinisikan perilaku adaptif seperti apa yang dilakukan orang untuk "mengurus diri sendiri dan berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari".[5]
Perilaku adaptif merujuk pada kemampuan individu untuk melakukan perilaku yang sesuai dengan tingkatan usia yang sesuai dengan budaya tentang kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial.[6]
Fungsi perilaku adaptif secara umum didefinisikan sebagai sejauh mana individu berupaya dengan tuntutan hidup sehari-hari.[7]
Menurut Sahlin adaptasi mengacu pada perilaku individu yang bertujuan untuk memaksimalkan peluang hidupnya, dimana kebutuhan manusia cenderung meningkat. Secara fisik dan sosial mengacu kepada individu, kelompok dan budaya secara keseluruhan,[8]
J.B. Watson meluncurkan pandangannya bahwa  manusia bereaksi dengan lingkungannya, karena itu manusia belajar dari lingkungannya. Perilaku sosial dikembangkan manusia berdasarkan stimulus yang sesuai selama proses pendidikan seseorang. Misalnya seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang ramah, akan menjadi anak yang ramah. [9] 
Peneliti lainnya membagi adaptasi atas dua bagian yaitu : adaptasi kultural dan adaptasi biologi, yang merupakan kultur sosial dan karakteristik penduduk. Adaptasi kultural mencakup semua penemuan yang disesuaikan dengan lingkungan. Cara lain yaitu menunjukkan penemuan yang biasa disebut kultur, dimana kultur mencakup semua kebiasaan manusia yang membantu populasi bertahan dalam suatu masa, mencakup sistem ekonomi, sistem kekeluargaan, dan kepentingan sosialisasi. Adaptasi biologi mencakup semua tanggapan suatu populasi yang dibuat oleh banyak generasi yang berdasarkan genetik atau fisik. Misalnya ketahanan terhadap penyakit tertentu. Adaptasi biologi dan adaptasi kultural saling berhubungan. Misalnya makanan yang secara kultural ditabukan mencerminkan pengalaman masyarakat pada masa lalu sebagai akibat negatif suatu makanan, yang mungkin menjadi dasar turun temurun.[10]
Adaptasi juga mempunyai beberapa pengertian, kebanyakan berhubungan dengan perubahan perilaku dalam merespons  kondisi di lingkungannya.[11]
Pendapat lain mengatakan bahwa adaptasi adalah seluruh perilaku manusia yang dipengaruhi oleh stimulus, latar belakang, dan faktor-faktor kepribadian, dimana stimulus mencakup tugas yang dilakukan sebelum subjek melihat atau diberitahu untuk melakukan sesuatu, latar belakang yang mencakup situasi sosial yang berhubungan dengan stimulus yang terjadi, dan faktor kepribadian yang mencakup pengalaman masa lalu yang cenderung direspons secara samar. [12]
Selanjutnya pengertian dari adaptasi adalah suatu kenyataan yang terdiri dari beberapa susunan atau karakteristik  perilaku  yang membantu seseorang untuk memiliki adaptasi dengan lingkungannya, dan yang terpenting dapat hidup lebih lama dengan keturunan yang lebih besar dibanding seseorang yang tidak memilikinya. [13]
Terjadinya makhluk hidup dengan suatu perjuangan diubah dan dikembangkan kemudian musnah, mengalami proses adaptasi dengan lingkungannya. Setidaknya dapat dilihat dari perkembangan seorang anak yang secara keseluruhan menyerupai suatu proses yang terbentuk dari pengaruh eksternal ;  mencakup perkembangan dan perubahan anak yang menyesuaikan diri secara aktif pada lingkungan eksternal. [14]
Menurut Dubos (1980), dampak dari tekanan lingkungan tergantung kepada adaptasi atau respons yang mengizinkan  organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[15] Adaptasi  berawal dari pengertian  sosial  budaya yang ditanamkan pada seseorang, yang dapat diartikan bagaimana mengatasi remaja dalam berinteraksi di sekolah SMA  dengan permintaan yang lebih kritis dari pihak sekolah yang memberi pengaruh kepada mereka dalam berperilaku[16]
Adaptasi  didapatkan terjadi pada orang yang menggunakan stimulus dan melakukan perubahan sesuai  dengan anjuran. Yang artinya berdasarkan anjuran, maka seseorang bisa beradaptasi dan berperilaku tidak sama lagi dengan perilaku sebelumnya. Disini terjadi perubahan berperilaku sesuai dengan yang dianjurkan.[17]
         Di bagian lain, adaptasi adalah kebahagiaan yang dihubungkan dengan pengalaman kita sebelumnya. Tingkatan adaptasi adalah kecenderungan berbagai stimulus yang berkaitan dengan apa yang kita alami sebelumnya.[18]
Peneliti lainnya mengungkapkan bahwa adaptasi adalah proses pemilihan dan pengorganisasian kegiatan (atau pekerjaan) untuk meningkatkan kesempatan hidup dan meningkatkan kualitas hidup sesuai dengan pengalaman individu atau kelompok dalam lingkungan yang sering berubah.[19]
Anderson (1995), Klein (1991),  dan Tarpy (1997),  menyebutkan bahwa proses adaptasi  yang merupakan ciri khas dari sistem kognitif  dan melalui mana perubahan yang relatif permanen dan umumnya adaptif dalam perilaku atau disposisi suatu organisme muncul sebagai hasil dari pengalaman sebelumnya dengan lingkungan di mana mereka berada. Dari definisi, itu berarti bahwa perbedaan antara fenomena pembelajaran dan tingkatan fenomena adaptasi darimana mereka berasal tergantung kepada status kognitif dari sistem di mana pembelajaran terjadi, dan pada kemampuannya merasakan sensitivitas pengalaman tertentu. [20]
Adaptasi juga merupakan keinginan yang dilakukan secara berulang  dan  mengakibatkan perubahan. Mungkin ini sebabnya di mata hukum, adaptasi adalah suatu karya yang didasarkan pada satu atau lebih karya yang sudah ada sebelumnya, tetapi diulangi kembali sehingga mengalami perubahan.[21]
Kielhofner (1995) mendefinisikan adaptasi sebagai suatu keinginan memenuhi kebutuhan pribadi serta memenuhi harapan yang wajar dari lingkungan dimana seseorang berada.[22]
Menurut White (1974) adaptasi adalah sesuatu yang dilakukan oleh sistem kehidupan dimana seseorang  melakukan sesuatu yang lebih dari mempertahankan diri, dengan memiliki keinginan terhadap penguasaan lingkungan dan keinginan mandiri atau menentukan  nasib sendiri.[23]
Menurut Rohner (1984), kultur adalah sesuatu yang berhubungan dengan orang yang menyusunnya yaitu sesuatu yang berarti bagi sekelompok orang. [24]
Lingkungan juga dinilai sebagai semua faktor baik fisik, biologi, kimia maupun sosial yang membawa akibat baik secara langsung maupun tidak, serta  cepat atau lambat berdampak pada makhluk hidup. Setiap gangguan pada sistem ini diartikan sebagai dampak. Oleh sebab itu  survei lingkungan dilakukan yang bertujuan untuk menemukan, memperkirakan dan mengatasi dampak tersebut. [25]
Mc Michael menggambarkan lingkungan sebagai kondisi fisik dan kimia dalam kehidupan di sekeliling kita seperti kualitas udara perkotaan, persediaan air bersih, dan residu kimia pada makanan dan dalam cakupan yang lebih luas mencakup kondisi sosial ekonomi lingkungan meliputi kualitas perumahan, transport, tempat hiburan, kepadatan penduduk, hubungan sosial, politik dan penyaluran modal. Moeller mengkategorikan lingkungan antara lain mencakup keadaan inti maupun luar, partikel udara, zat padat, cair, gas , Juga aspek kimia, biologi, fisik dan sosial ekonomi.[26]
Lingkungan fisik dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan kesejahteraannya. The physical environment includes the food we eat, our drinking and recreational water, the air we breathe and the land we live on. Lingkungan fisik termasuk makanan yang kita makan, minum dan rekreasi, air, udara yang kita hirup dan tanah tempat kita hidup. It also includes things we have built, such as our homes, roads, buildings, schools and landfills. Ini juga mencakup hal-hal yang telah kita bangun, seperti rumah  jalan, gedung, sekolah dan tempat pembuangan sampah. With adequate exposure (dependent on the degree and intensity), contaminants in the physical environment can produce a variety of adverse health effects. Dengan eksposur yang memadai (tergantung pada tingkat dan intensitas), kontaminan dalam lingkungan fisik dapat menghasilkan berbagai efek kesehatan yang merugikan. These contaminants effect us in very complex ways. Efek pencemar yang sangat kompleks. Multiple hazards may act together, producing combined effects, or they may act alone. The physical environment also impacts on other determinants of health. [27] Lingkungan fisik sekolah dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu  bangunan dan lingkungan sekitar dan perilaku mereka yang menggunakan bangunan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika melihat bangunan fisik meliputi :  di mana sekolah berada, usia bangunan, pola lalu lintas di dalam dan sekitar sekolah; kebisingan; suhu udara yang terkontrol, pasokan air, sanitasi, kantin, kegiatan bermain  (berolahraga), kendaraan yang aman ke sekolah dan lainnya. Perilaku  siswa di lingkungan sekolah juga memiliki dampak pada keselamatan lingkungan.[28]






[1]  Max Fogiel, The psychology problem solver: a complete solution guide to any textbook, (New Jersey: research and  education assosiation, 2003), p.1
[6]Janette B. Benson, Marshall M. Haith Diseases and Disorders in Infancy and Early Childhood,(San Diego: Elsevier, 2009), p.228


[2] http://www.britannica.com/bps/additionalcontent/18/26129320/Adaptations-in-the-Classroom
[3] http://www.Holisticeducator.com/adaptability.htm
[4] NS Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan, (Jakarta: Penerbit Bkuku Kedokteran EGC, 2005) pp.141-142
[5] Thomas Oakland, Patti L. Harrison, Adaptif Behavior Assessment System II: Clinical Use and Interpretation (Burlington: Elsevier Inc., 2008), p. 334
 
[7] Johnny L. Matson, Social Behavior and Skill in children, (Heidelberg: Springer Science Business Media, LLC, 2009), p.141
[8] John William Bennett, The ecological transition: cultural anthropology and human adaptation,(New Jersey: Transaction Publishers, 2005), p.247
[9] Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial , (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), pp.67 - 68
[10] Marshall H. Segall, et.al., Human Behavior in Global perspective, ( USA:Allyn And Bacon, 1990), pp.20 - 21
[11] Norman L. Munn, L. Dodge Fernald, Peter S. Fernald ; Introduction to Psychology  ( USA: Houghton Mifflin company  Boston, 1969), p. 141
[12] Holt , Rinehart dan Winston , Understanding Human Behavior  (USA , 1977 ) , pp. 641 - 642
[13] Clifford T.Morgan dan Richard A. King ,  Introduction to psychology (Kogakusha, LTD : Mc Graw-Hill, 1975), p. 32
[14] Paul Light, Sue Sheldon , Martin Woodhead, Learning To Think, (USA: Rotledge, 1991), p.34
[15] Kay Deaux, lawrence S. Wrightsman, Sosial Psychology (California: Wadsworth, Inc., 1988), p. 498
[16]  Patrick H. Tolan, Bertram J. Cohler, Handbook of Clinical. Research and practice with adolescent, (USA: John Wiley & Sons., Inc., 1993),p.179
[17]  Robert S. Feldman, Elements Of Psychology, (New York: Mc Graw Hill, 1992), p.85
[18] David G. Myers, Psychology (USA: Worth Publishers, Inc.,  1986), p.146
[19] Kathlyn L. Reed, Sharon Nelson Sanderson, Concepts of occupational therapy (USA : Lippincortt Williams & wilkins,1999), p.81
[20] Robert M. French dan Axel Cleeremans, Implicit learning and consciousness (New York : Psychology Press:2002). p.4
[21] Linda Hutcheon,  A theory of adaptation,  (New York : Taylor & Francis Group, LLC: 2009), p.9
[22]Gary KielHofner, Model of human occupation , theory and application (USA: Lippincott Williams & wolters Klower business, 2008), p. 106
[23] Agnes B. Hatfield, Harriet P. Lefley, Families of the Mentally Ill, (USA: The guilford Press, 1987), p. 62 
[24]  Peter B. Smith dan Michael Harris Bond, Social Psychology Across Cultures, Analysis And Perspectives, (Great Britain: Allyn And Bacon, 1993), p.36
[25]  Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pedoman Pembangunan Pelabuhan, (Jakarta : JICA, 2000), p.540
[26] http://www.livingknowledgeconsulting.com/definitions.html,03/9/05, p.1 of 2
[27] http://www.healthunit.org/chsr/environ/physical/env_phy.htm[28]   James F. McKenzie,et.al., An introduction to community health (Canada: John and Bartlett Publihers, Inc.2008), pp.158-159 

No comments :

Post a Comment