Teori Atensi terhadap Tata Tertib Sekolah

Teori Atensi terhadap Tata Tertib Sekolah

Atensi   pada hakikatnya merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dimana beberapa peneliti menekankan pada ketertarikan secara sadar akan suatu obyek, sementara peneliti lain lebih memperhatikan aspek-aspek perhatian yang dipilih. Ada keterbatasan informasi yang dapat kita proses pada satu waktu. William James mengatakan  meskipun berjuta juta hal diluar perintah yang belum pernah dialami hadir ke dalam pikiran seseorang, namun ia  tidak tertarik akan hal tersebut. Dimisalkan jika kita berpura-pura mencoba untuk tertarik pada suatu pembicaraan yang membosankan di suatu pesta sementara kita juga sedang memikirkan hal lain, kita seolah-olah berhasil menipu orang meskipun kita kelihatannya penuh perhatian, namun objek atensi tersebut  jelas merupakan faktor yang tidak kita ketahui. Psikolog dapat menjelaskan objek dari atensi dengan satu metode yang tepat yaitu  tugas mendeteksi sebuah nada khusus yang dibunyikan sesekali dan dibuat daftar yang menghalangi tebakan yang benar. Subjeknya mengartikan sinyal yang terjadi dengan menekan tombol dengan tanggapan berbeda. Dibutuhkan kewaspadaan dari subjek terhadap lingkungannya secara terus menerus. Di lain pihak ada yang disebut inatensi (inattention) yang merupakan kegagalan menekan tombol ketika sinyal terjadi. Atau contoh lainnya adalah bila kita berada di dalam ruang kuliah yang besar pada saat dosen berbicara, dan kita sedang mencatat materi perkuliahan. Pada saat dosen tersebut sedang tidak berbicara, kita baru sadar bahwa ada dua orang yang duduk dibelakang kita dan mereka berbisik-bisik  membicarakan perilaku sahabat kita. Dalam situasi ini atensi berganti dan langsung tertuju kepada pembicaraan yang terjadi di baris belakang. Meskipun dosen berbicara lebih keras dari teman-teman yang sedang bergunjing namun kita lebih memperhatikan gosip menarik yang sedang dibisikkan. E. Collin Cherry menyebutnya sebagai pendengaran terpilah karena memungkinkan  kita   menyaring informasi dari lingkungan yang penuh dengan suara.[1]
Atensi merupakan tanggapan yang terpusat. Tanggapan kita terhadap sesuatu hal sifatnya terpilah. Kita tidak akan bereaksi sama atas semua dorongan yang datang kepada kita. Sebaliknya kita akan memusatkan perhatian pada beberapa stimulus saja.  Melalui proses atensi kita akan sering terfokus dalam memilih stimulus dan menolak stimulus yang membingungkan. Otak kita memilih mana yang berkaitan dan melupakan stimulus yang lain sampai terjadi suatu perubahan stimulus yang lebih penting untuk diperhatikan.[2]
Faktor luar yang mengontrol atensi adalah intensitas dan ukuran suatu stimulus, perbedaan diantara suatu dorongan dan latar belakangnya, pengulangan, dan pergerakan. Faktor dari dalam yang mengontrol suatu atensi adalah  ketertarikan dan  serangkaian  harapan atas suatu kejadian atau stimulus.[3]                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Selanjutnya Mc Gaugh (1974) mengatakan bahwa ketika kita memperhatikan sesuatu, maka secara fisik kita tergerak dan mengaktifkan kimiawi otak yang memberi kemampuan untuk belajar. [4]                                     
Atensi adalah aspek petunjuk dari proses tanggapan mencakup pengarahan kepada sekelompok  kejadian.  Atensi memerlukan penyesuaian jasmani, pengetahuan yang terpusat pada suatu stimulus terutama dengan ciri dan stimulus untuk melanjutkan proses informasi.[5]
Atensi dapat dilihat dari apakah kita memperhatikan ataupun tidak memperhatikan suatu stimulus yang  mungkin  dipengaruhi oleh intensitas, ukuran, perbedaan, pengulangan , atau gerakan. Harapan dan stimulus pada saat itu,   juga merupakan faktor penting. [6]
Atensi membagi pengalaman kita menjadi dua yaitu wilayah pusat dan wilayah batas. Pengalaman yang dimasukkan ke dalam wilayah pusat adalah apa yang jelas kita rasakan .Karena kita menghadirkannya, maka posisinya lebih menonjol dibanding wilayah batasnya. Untuk sesuatu yang dialami namun kurang dirasakan, meskipun kita sadar akan kehadirannya, namun hanya samar-samar. Bayangan yang tidak terlihat dari wilayah batas, masih merupakan peristiwa yang berada diluar wilayah perhatian kita yang meskipun kita sadar peristiwa itu terjadi, namun kita tidak mempedulikannya.[7]
Atensi adalah faktor penentu dengan menitikberatkan  batasan antar  kejadian. Dari satu stimulus ke stimulus lainnya saling bergantian secara terus menerus.[8]
Suatu informasi akan menarik perhatian jika bentuk fisiknya dibuat lebih menonjol ditinjau dari segi  intensitas, warna, kapan  dimulai atau tiba-tiba dihentikan. Berdasarkan pengalaman kita dalam membaca buku, kebanyakan kita hanya menaruh perhatian pada suatu kata yang mengandung arti di halaman tersebut. Oleh sebab itu  secara teratur kita memilah informasi mana yang akan dipilih untuk diproses lebih lanjut. Hal Ini disebut juga atensi yaitu proses terpilah dari melihat, mendengar, membaui, mengecap, dan merasakan. [9]
Selanjutnya peneliti lain mengatakan bahwa suatu keunikan  dan kejutan hanya akan menarik perhatian jika  sejauh mana ia berbeda atau lebih menonjol dari yang lain.[10]
Peneliti lain mengatakan atensi adalah pemusatan atas stimulus tertentu , yang masuk ke dalam kesadaran seseorang.[11]
Sesungguhnya tidak semua peristiwa dapat masuk ke dalam kesadaran kita. Misalnya jika seseorang menanyakan kejadian di sekitar kita pada saat kita memusatkan perhatian dalam menulis, kita tidak dapat mengingatnya. Meskipun bila kita inginkan,  kita dapat menaruh perhatian serta membuat informasi tentang kejadian di sekitar kita, sesuai dengan sistem lisan pada otak yang dapat membuat kita berpikir dan berbicara. Contoh ini menjelaskan bahwa perhatian yang dipilih adalah merupakan bagian yang penting dari kesadaran manusia.
Ketika seseorang tidak tergerak untuk memberikan sejumlah perhatian yang besar pada suatu sasaran, diperkirakan memberi sedikit perhatian untuk informasi yang tidak tetap meskipun informasi tersebut dapat juga mengganti pandangan atau pendapat itu sendiri. Tetapi bila ia tergerak untuk mencapai sasaran misalnya sewaktu belajar ia diharapkan akan bekerjasama mencapai sasaran, maka terjadi suatu harapan untuk menyelesaikan dan mengingat informasi yang tidak tetap tadi.[12]
Menurut Parasuraman dan Davies (1984), atensi merupakan proses pengawasan yang memerintah aliran informasi dari daftar indera ke dalam ingatan jangka pendek. Pengaruh indera yang kita hadirkan bergerak dari ingatan jangka pendek dan informasi yang tidak ingin kita hadirkan, lenyap dalam daftar indera. Sebab kita tidak dapat menghadirkan begitu banyak informasi pada waktu yang bersamaan.[13].
Atensi tidak hanya penting dalam menentukan stimulus mana yang dapat dicapai untuk mekanisme lisan, tetapi  juga bermain dalam aturan penting dalam ingatan seseorang. Ketika seseorang menampilkan informasi yang baru kepada kita secara lisan, perhatian kita ditentukan oleh apa yang dapat kita ingat. [14]
Dengan berkonsentrasi pada objek, suara, atau stimulus yang berulang, kita dapat belajar untuk melupakan dorongan lain. Kita akan terpusat pada beberapa tingkatan ketika kita membaca sebuah buku dengan tekun atau mencoba untuk memecahkan suatu persoalan. Gagasan, perkataan, khayalan, dan ide mengalir dalam pikiran kita. Karena kita secara tetap dikelilingi oleh berbagai stimulus, kita tidak dapat menyadari semuanya pada suatu waktu. Suatu ketika bila kita tertarik pada kejadian yang pernah kita alami, maka  ia akan muncul dalam kesadaran kita.[15]
Berbagai ahli psikologi memberikan definisi mengenai perhatian yang mencakup dua hal yaitu : 1.pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek dan 2.sedikit banyaknya kesadaran yang menyertai sesuatu kegiatan yang dilakukan. Adapun luasnya obyek yang dikenakan perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian terpencar dan perhatian terpusat. Dipandang dari segi obyek, hal yang menarik perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya. Atau untuk lebih sederhana adalah hal yang lain dari lain-lainnya. Misalnya hal yang mendadak datang dan mendadak lenyap, keadaan yang   lain dari biasa, iklan yang dipasang terbalik. Sedangkan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu kegiatan yang dilakukan mencakup perhatian intensif dan perhatian tidak intensif dimana  makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu kegiatan maka perhatian semakin intensif, sebab menurut para ahli tidak mungkin melakukan dua kegiatan yang keduanya disertai perhatian yang intensif. [16]
Atensi merupakan dimensi sosial yang ditentukan oleh sistem perorangan yang  bersumber  dari masyarakat. [17]
            Adapun tata tertib sekolah adalah yang diberikan kepada seluruh siswa Gonzaga dalam bentuk buku saku, terdiri dari: (1).  tata tertib  dalam pembagian waktu pelajaran, keterlambatan, tata tertib di dalam kelas, tata tertib ulangan, pekerjaan rumah, penerimaan rapor, perpustakaan,tata tertib dalam penggunaan fasilitas sekolah. (2).  Tata tertib umum berupa tata tertib dalam hal : berpakaian, potongan rambut, penggunaan aksesori, dalam hal mengikuti upacara di sekolah, sopan santun dan hubungan kekeluargaan, kepedulian terhadap lingkungan,  (3 )tata tertib terhadap kegiatan ekstra kurikuler: yaitu:  tata tertib lomba di dalam maupun di luar sekolah, test minat dan bakat, career day ( pemilihan profesi siswa di masa depan), pengadaan festival, sains dan seni, malam seni, jambore dan  pelatihan bagi para siswa yang akan melatih siswa lain yang bertujuan untuk memupuk jiwa kepemimpinan, studi ekskursi untuk mengenal pengetahuan yang diberikan oleh pihak lain di luar guru sekolah Gonzaga, perjalanan studi sambil berekreasi, live in yaitu tinggal bersama penduduk setempat di pedesaan agar mampu bermasyarakat dan hidup sederhana, kegiatan olahraga, bazaar amal, serta pemberian penghargaan terhadap berbagai jenis prestasi siswa (4) sanksi bagi pelanggaran tata tertib: perbuatan asusila, merusak lingkungan, membuang sampah sembarangan, tidak membersihkan toilet sehabis dipakai, membolos dari sekolah, berkelahi, tawuran, berjudi, penyalahgunaan narkotika, memalsukan tanda tangan,  menyontek, mencuri, membawa senjata tajam, les privat dengan guru SMA Gonzaga.[18]
Berdasarkan berbagai pendapat tentang atensi, maka dapat disintesiskan bahwa atensi merupakan ketertarikan secara sadar akan suatu objek yang merupakan perhatian yang dipilih (selective attention) atas suatu informasi dalam memilih;  mengulangi; menanggapi dalam bentuk mengingat informasi tentang tata tertib sekolah.






[1]  James L. Mc. Gaugh, Richard F. THompson, and THomas O. Nelson , Psychology I , An Experimental Approach  (San Francisco : Albion Publishing Company, 1977), pp. 143-145
[2]   Ernest R. Hilgard, Richard C. Atkinson and Rita Atkinson, Introduction To Psychology, ( New Delhi: Oxford & IBH Publishing Co. PVT. LTD, 1976), p.148
[3]   Ibid., p. 330
[4]  Frank B. Mc. MaHon and Judith W. Mc MaHon, Psychology The Hybrid  Science, (USA: The Dorsey Press, 1986), p.241
[5]   Philip G. Zimbardo, Essentials Of Psychology, (Illinois: Scott, Foresma.n and Co., 1980), p.250
[6]   John L. Vogel, Thinking About Psychology ( USA : Nelson-Hall, Inc), p. 263
[7]   Clifford T. Morgan and Richard A. King , Introduction to Psychology  (Japan : Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd , 1975 ) , p.338
[8]  Ibid.,  p.70
[9]  Charles G. Morris , Psychology An Introduction  ( New Jersey : Prentice Hall , Inc. , 1985 ) ,p.221-   222
[10]  Merle J. Moskowitz  and Arthur R. Orgel , General Psychology  ( USA : Merle J. Moskowitz  and Arthur Orgel , 1969 ), p. 162
[11]  Diane E. Papalia and Sally Wandkos Olds, Psychology (USA: Mc. Graw Hill Book company, 1985), p.   110

[12]  Russell Spears, et.al., The Social Psychology Of Stereotyping And Group Life, (Great Britain: Blackwell Publishers, 1997), p.178
[13] THomas  K. Crowl, Educational Psychology, (USA :  Brown, Benchmark, 1997), p.84
[14] Neil R. Carlson, Psychology, The Science of Behavior (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1984),  p. 379
[15]  Diane E. Papalia, Op. Cit., p.71
[16]  Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1995), pp.13 - 15
[17]  Paul F. Secord, Explaining Human Behavior, Consciousness, Human Action and Social Structure, ( New Delhi : Sage Publications, 1982), p.20
[18]SMA KOLESE GONZAGA, Buku siswa, ( Jakarta: penerbit SMA kolese Gonzaga, 2010), pp. 19 - 31

No comments :

Post a Comment