Teori Stress

Stress
       Mc. Nerney dalam Greenberg (1984) menyebutkan stress sebagai reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang[1].
Menurut Jeffrey Kottler and David Chen, one definition of stress maintains that it represents both a psychological and a physiological reaction to a perceived threat that requires some action or resolution[2]. Dapat diterjemaahkan, pengertian mengenai stress merupakan reaksi psikologi dan reaksi fisik untuk mengirimkan ancaman dari suatu aksi dan resolusi
Menurut Janak Kumari Shrivastava stress is a particular pattern of disturbing psychological and physiological reactions that occur when an environmental event threatens important motives and taxes one’s ability to cope[3]. Dapat diartikan, stres adalah bagian reaksi psikologi dan reaksi fisik itu ketika peristiwa penting di motivasi lingkungan dan kemampuan orang mengatasinya.
Jadi stres adalah reaksi fisik dan reaksi psikologis terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang.
Senada dengan pengertian stress diatas maka menurut Padmiarso M, Wijoyo, stres  adalah reaksi atau respons fisiologis, psikologis, dan prilaku dari seseorang (lelaki maupun perempuan) untuk mencari penyesuaian terhadap tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan sekelilingnya.[4]
Maka dapat disimpulkan, stress adalah  reaksi fisik dan reaksi psikologis terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang terhadap tekanan dari sekelilingnya.
Tanda dan gejala orang yang mengalamis stress
Gejala adalah suatu keadaan yang tidak biasa dan patut diperhatikan. Pada seseorang mengalami stress, biasanya memperhatikan gejala-gejala fsik dan gejala psikologis.
Gejala fisik:
-          Terkena serangan sesak nafa, rasa mual dan mabuk
-          Selera makan tidak seperti biasanya
-          Sering menderita gangguan pencernaan
-          Mengalami sulit tidur dan sering terjaga terlalu dini
-          Merasa lelah walaupun mengerjakan pekerjaan yang paling sederhana
-          Sering gelisah, jalan mondar-mandir dan ragu-ragu dalam mengerjakan seseuatu
-          Timbul bercak-bercak merah pada kulit
-          Pegal-pegal di pungggung
-          Kesemutan, berkeringat dingin
-          Pusing kepala, berdebar-debar
Gejala Psikologik:
-          Merasa marah sepanjang waktu
-          Merasa kehilangan minat pada sex
-          Tidak dapat mengambil keputusaan dan sering tidak dapat menghadapi masalah
-          Merasa menjadi orang gagal
-          Merasa tidak diperhatikan
-          Tidak menyukai orang lain dan diri sendiri
-          Khawatir sesuatu yang mengerikan akan terjadi
-          Merasa tidak dapat berkonsenterasi
-          Tidak dapat menceritakan kepada orang lain apa yang dirasakan
-          Kehilangan rassaa humor
-          Cenderung menyalahkan orang lain[5]

Stres memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
1)      Gejala stress pada fisik
-          Mudah lelah, sesak napas, nafas terengah-engah, nyeri kepala, nyeri rahang,pandangan tertekan, berkeringat meskipun suhu normal, mulut kering, rambut kusut, dan wajah pucat.
-          Otot tegang di leher, bahu, pundak, lengan dan kaki. Tangan terasa/teraba dingin (cold hands)
-          Jantung berdebar, detak tak teratur. Rasa sesak/ang di dada dan di daerah jantung. Tangan gemetar (tremor)
-          Tekanan darah tinggi, gula darah dan zat beku darah naik
-          Nyeri perut, mual/muntah, perut kembung dan banyak gas, gangguan pencernaan, encret, sering buang air besar berlendir (colitis) atau sebaliknya sembelit (susah buang air besar), serinhg buang air kecil (ke toilet lebih sering dari biasanya), asam lambung bertambah (nyeri/sakkit/di ulu hati). Menurut penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan Indonesia (depkrs RI), diketahui bahwa 80-90 persen asus nyeri perut berulang lebih disebabkan faktor psikis. Biasanya, nyeri ini semakin memburuk pada saat stress, cemas, atau depresi.
-          Tubuh mudah diserang berbagai penyakit (kanker/rheumatic, infeksi, alaergi, dll.) karena menurunnya system kekebalan tubuh.
-          Sakit kulit, gatal-gatal di kulit, kemerahan, dan alergi. Kulit bisa menjadi borok; kulit berminyak.
-          Nyeri pinggan, sakit punggunhg bawah, nyeri/radang sendi.
-          Siklus haid terganggu (pada wanita).
-          Perubahan berat badan. Berat badan Anda meningkat walaupun telah berusaha keras untuk menguranginya.
-          Alat kelamin kurang berfungsi
2)      Gejala stress pada jiwa
-          Sedih, menangis, atau merasa tak berdaya.
-          Perasaan yang berubah-ubah
-          Sulit berkonsentrasi, proses berpikir dan ingatan terganggu, kebingungan
-          Berpikir tentang hal yang berulang kali
-          Kehilangan minat
-          Tidak tertarik kepada orang lain
-          Tidak tertarik terhadap penampilan diri
-          Kehilangan selera terhadap keseangan ataupun seks
-          Tidak punya waktu menjalankan hobi apa pun
-          Kehilangan selera humor
-          Menarik diri dari hubungan pergaulan
-          Kurang kreatif
-          Berpikir negatif kepada diri sendiri (tidak bisa mengatasi apapun). Anda senantiasa alu kecil
-          Merasa segala sesuatu tidak bnerguna
-          Anda senantiasa merasa diri terjepit
-          Menyalahkan diri sendiri
-          Dituntun oleh tekanan, bukan dituntun oleh Allah.
3)      Gejala stress pada prilaku
-          Aktivitas berkurang, tak ada tenaga, atau aktivitas berlebih dan tidak bisa istirahat.
-          Minum alkohl, banyak merokok, banyak minum kopi.
-          Menyalahgunakan obat-obatan terlarang, narkoba untuk meredakan ketegangan
-          Sulit berkonsengtrasi
-          Cepat tersinggung dan marah
-          Tidak menyadari Anda sering kali berbicara terlalu lantang (nada tinggi).
-          Mudah resah, gelisah, dan cemas
-          Mudah kecewa
-          Menjadi pelupa
-          Mudah panic
-          Selalu mengunyah permen karet
-          Sulit tidur (insomnia) atau tidur terlalu sedikit dan terus memikirkan masalah yang ada. Tidur tidak tenang dan mudah terganggu, pada pagi buta bangun tidak fresh.
-          Mudah murung (moody)
-          Tidak bergairah
-          Tangan tidak henti memainkan rambut, kalung atau kancing
-          Mulut terus mengunyah
-          Suka mengkritik
-          Perubahan nafsu makan, makan terlalu banyak atau terlalu sedikit[6]

Reaksi Fisik dan Reaksi Psikologis
Reaksi fisik akibat stress, yakni:
- otot tegang
- jantung berdebar-debar, lebih cepat, atau tidak teratur
- pernapasan lebih cepat dan pendek
- berkeringat
- biji mata membesar
- kewaspadaan yang berlebihan
- perubahan nafsu makan
- otot melemah atau bergetar
- rasa mual
- sulit tidur
- gugup
- sakit kepala
- tangan dan kaki lemas
- gangguan pencernaan
- sering ingin buang air kecil
- sesak dada
- rasa sakit atau nyeri yang
  tak jelas
- sembelit atau diare
- lelah atau lemas
- sakit lama yang memburuk
- resah dan gelisah terus
- sakit punggung
- kesemutan
- mulut dan tenggorokan kering
- lambung serasa tertusuk- 
  tusuk[7]
Reaksi psikologis terhadap stress, Hawari (2001) mengatakan bahwa selain mengganggu system tubuh, stress juga dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
a)      mengganggu perasaan, seperti: gelisah, sedih, merasa rendah diri, iri hati, pemarah, bimbang dan ragu serta cemas.
b)      Mengganggu pikiran, seperti tidak dapat berpikir secara jernih, sering lupa, daya piker rendah, tidak dapat berkonsentrasi, segingga merasa seolah-olah tidak cerdas, sehingga tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan sistematis.
c)      Berpengaruh terhadap prilaku: perilaku tersebut diantaranyamenyakiti diri sendiri dan nmenyakiti orang lain.
d)     Memacu beragam penyakit: jenis penyakit yang sering disebut psikosomatik, misalnya maag, sesak nafas, darah tinggi dan sebagainya.
e)      Menimbulkan depresi: depresi adalah suatu gangguan yang berlangsung lama, disertai gejala dan tanda-tanda spesifik yang secara substansial menggangu kewajaran sikap dan tindakan sesorang merasa sedih yang amat sangat[8].

Reaksi Psikologis terhadap stress, sementara Hans Selye (1966) mengatakan bahwa stress dapat menimbulkan:
a)      Kecemasan
Respon yang paling umum merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang susah digambarkan adalah emosi yang tidak menyenangkan istiah “kuatir”, “tegang”, “prihatin”, “takut” fisik jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
b)      Kemarahan dan agresi
Adalah rasa jengkel sebagai respomn terhadap kecemasan yang dirasakan sebgai ancaman. Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi. Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan tidak wajar. Kadang-kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang.
c)      Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih[9].




[1] Endin Naasrudin, Psikologi Manajemen, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hal. 184
[2] Jeffrey Kottler and David Chen, Stress Management and Prevention, (USA, Thomas Learning,2008), hal. 8
[3] Janak Kumari Shrivastava, Stress and Neurotic Behaviour in College Girls, (India: Kalpaz Publications, 2008), hal. 27
[4] Padmiarso M, Wijoyo, Cara Mudah Mencegah dan Mengatasi Stres, (Bogor: Bee Media Pustaka, 2011), hal. 11

[5] Sumiati, dkk. “Penanganan Stress pada penyakit Jantung Koroner”, (Jakarta: Trans Info Media, 2010), hal.87-88
[6] Padmiarso M. Wijoyo, Op Cit, hal. 21-24
[7] Greg Wilkinson, Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Stres, (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2002), hal. 18
[8] Sumiati, dkk, Op Cit., hal.97
[9] Ibid

No comments :

Post a Comment