Monday, May 20, 2013

MAKALAH PENDIDIKAN DALAM ISLAM


A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan kata yang sudah umum. Oleh karena itu, boleh dikatakan semua orang mengenal apa yang disebut pendidikan, mulai dari orang awam sampai orang yang berpendidikan tinggi. Begitu juga orang yang tinggal di desa dan di kta, semuanya mengenal kata pendidikan walaupun dalam pengertian yang berbeda, mulai dari pengertian yang sempit sampai pengertian yang sangat luas.
Pendidikan sebagai suatu bahasan ilmiah sangat sulit untuk didefinisikan. Muhammad al-Naquib al-Attas mengatakan bahwa konferensi internasional pertama tentang pendidikan muslim (1977) ternyata belum berhasil menyusun suatu definisi pendidikan yang dapat disepakati oleh para ahli pendidikan secara bulat.
Dalam Bahasa Indonesia, kata pendidikan merupakan kata berimbuhan yang berasal dari kata didik yang diberi awalan pe- dan akhiran –an yang berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia.
Dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan bahwa pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kebodohan menuju ke kecerahan pengetahuan. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dressure atau paksaan, latihan untuk membentuk kebiasaan, dan pendidikan untuk membentuk kata hati.
Dari pengertian lugawi di atas, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan proses mengubah keadaan anak didik dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang baik baginya.
Dalam Bahasa Arab paling tidak ada tiga kata untuk menunjuk kepada konotasi pendidikan yaitu ta’lim, ta’dib, dan tarbiyyah.
Kata ta’lim lebih dititikberatkan pada pengajaran karena lebih terfokus kepada pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan, sedangkan pendidikan lebih luas dari sekedar pengajaran. Sementara itu kata ta’dib lebih banyak mengacu kepada pendidikan akhlak dan budi pekerti sebagaimana yang dianut oleh para ahli pendidikan, seperti Prof. Zakiah Daradjat dan Abdur Rahman An-Nahlawi. Kata tarbiyah mungkin lebih tepat jika dipakai untuk kata pendidikan karena memiliki pengertian yang lebih luas, bukan sekedar memberikan memberikan ilmu pengetahuan dan membina akhlak, melainkan mencakup segala aspek pembinaan kepribadian anak didik secara utuh. Dalam hal ini, ta’lim dan ta’dib adalah bagian dari tarbiyah.
Abdur Rahman al-Bani menyimpulkan bahwa pendidikan memiliki empat unsur, yaitu:
a. menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh);
b. mengembangkan seluruh potensi;
c. mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan;
d. melaksanakannya secara bertahap.

B. Prinsip-Prinsip Pendidikan dalam Surat Al-Alaq

a.    Kerangka Dasar Pendidikan
Ada tiga kerangka dasar pendidikan yang tergambar di dalam surat Al-Alaq, baik secara eksplisit maupun implisit.


1)   Ikhlas
Prinsip ikhlas dapat terlihat dengan jelas dalam Surat Al-Alaq ayat 1. Allah memerintahkan membaca atas namaNya. Begitu pula pada ayat ke-19, Allah menyuruh manusia hanya pauth dan sujud kepadaNya tidak kepada selainNya.

2)   Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup tergambar secara implisit dalam Surat Al-Alaq, yaitu tidak adanya batasan yang kongkret tentang kapan seorang harus mulai belajar dan sampai kapan. Allah hanya menjelaskan bahwa manusia harus membaca dan belajar. Dengan demikian, manusia perlu belajar sejak dilahirkan sampai ajalnya tiba.

3)   Efektivitas Pendidikan
Di dalam Surat Al-Alaq, Allah menginformasikan asal kejadian manusia dari ‘alaq (ayat 2) dan setelah diajari, mereka memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan membuat mereka merasa cukup sehingga menimbulkan sikap angkuh dan sombong (ayat 6-7). Di sini terlihat bahwa keberhasilan seseorang, termasuk dalam bidang pendidikan, dapat membuatnya bertindak sewenag-wenang dan angkuh karena merasa dirinya cukup dan tidak membutuhkan pertolongan orang lain. Walaupun Allah telah mendidik manusia, tidak semuanya berhasil menjadi manusia yang baik karena hal itu tergantung pada beberapa faktor, seperti lingkungan dan kemauan untuk menjadi baik.


b.    Unsur Pokok Pendidikan

1)   Pendidik
Pada ayat 4 dan 5 dijelaskan bahwa pendidik pertama adalah Allah SWT. Allah mengajar manusia menulis dengan menggunakan pena. Dia memberikan pengetahuan kepada manusia dengan segala sesuatu yang belum diketahui oleh manusia.

2)   Peserta Didik
Peserta didik adalah manusia tanpa menyebutkan batas dan ketentuan lain. Dengan kata lain, semua manusia merupakan peserta didik tanpa batas waktu dan tempat. Ini dapat dilihat pada ayat ke-5.

3)   Tujuan
Tujuan pendidikan di sini ialah agar manusia mempunyai pengetahuan sehingga dapat beribadah dan bersujud serta mendekatkan diri kepadaNya. Itu berarti bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mendapatkan ridhaNya. Hal ini jelas terlihat dalam ayat 1, 5, dan 19.

4)   Materi
Secara eksplisit materi pendidikan tergambar dalam Surat Al-Alaq ayat 3 (membaca), ayat 4 (menulis), dan ayat 2 (mengenal diri melalui proses penciptaan secara biologis).
Disamping itu, secara implisit Surat Al-Alaq menyatakan bahwa materi pendidikan dalam Islam itu terpadu, tidak terbagi antara ilmu agama dan ilmu umum. Dengan kata lain, tidak ada dikotomi ilmu pengetahuan yang akan diajarkan karena pada hakikatnya ilmu itu hanya satu, yaitu bersumber dari Allah sebagai pendidik utama. Hal ini dapat disimpulkan dari ayat 1dan 3. ayat tersebut menyatakan bahwa Allah memerintahkan membaca tanpa menyebut objek yang harus dibaca. Ilmu pengetahuan tidak terbatas pada teks tertulis, tetapi juga pada yang tidak tertulis, seperti alam semesta.

5)   Metode
Secara eksplisit, metode pendidikan yang tergambar di dalam Surat Al-Alaq adalah sebagai berikut:
(a)  Pembiasaan dan pengamalan,
(b)  mau’izah (ayat 19),
(c)  targib wa tarhib (ayat 8, 15-18), dan
(d)  hiwar khitabi ta’ridi (ayat 9-10).

6)   Alat
Pena merupakan sarana untuk memperoleh dan mewariskan ilmu pengetahuan. Dengan pena, ilmu pengetahuan akan ditulis lalu dibaca oleh generasi sekarang dan yang akan datang sehingga informasi tersebut menjadi berkembang dan dapat dikembangkan oleh generasi selanjutnya (ayat 4).

c.    Ruang Lingkup Pendidikan
Di dalam Surat Al-Alaq memang tidak dijelaskan secara eksplisit tentang ruang lingkup pendidikan seperti yang telah dikemukakan di atas, tetapi secara implisit dapat dipahami petunjuk-petunjuknya tentang hal ini.



1)   Pendidikan Tauhid atau Akidah
Pendidikan tauhid atau akidah dapat terlihat dengan jelas di dalam ayat 1, 2, dan 19.

2)   Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak dapat dipahami dari isyarat Allah tentang perilaku Abu Jahal yang tidak bersahabat dengan Nabi Muhammad SAW dan adanya penjelasan Allah tentang tingkah lakunya yang sombong sehingga pada ayat terakhir Allah melarang keras untuk patuh dan tunduk kepada Abu Jahal. Selain itu, Allah juga menggambarkan akhlak yang terpuji seperti mengajak untuk bertaqwa. (ayat 6-13)

3)   Pendidikan Akal
Dalam Surat Al-Alaq, Allah mengisyaratkan tentang pendidikan akal. Pada ayat 1-2 Allah menyuruh manusia untuk berpikir dengan perintah membaca. Kemudian dilanjutkan dengan informasi tentang penciptaan manusian yang berasal dari ‘alaq. Bukankah pola susunan kalimat dan muatan materi yang disampaikannya itu merangsang manusia untuk berfikir secara rasional dan objektif? Berarti sejak wahyu pertama diturunkan, pendidikan akal ini telah mulai dicanangkan oleh Al-Qur’an.

4)   Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani dapat kita lihat dari isyarat Allah pada ibadah shalat. Di dalamnya diajarkan sujud dan dzikir. Meskipun gerak-gerak dalam ibadah tersebut bukan bertujuan untuk senam, jelas hal itu tidak dapat dilepaskan dari pendidikan jasmani, yaitu menggerakkan tubuh untuk menyegarkan jasmani agar dalam beribadah lebih khusyu’ dan konsentrasi. Oleh karena itu, ayat 10 dan 19 boleh disebut memberikan indikasi terhadap pendidikan jasmani.




DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.M. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, Erwati. 2003. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Surakarta: Tiga Serangkai.

No comments :

Post a Comment