Inilah kenyataan, bahwa mahasiswa yang di sela-sela
kuliahnya nyambi kerja mayoritas adalah mahasiswa dari
kalangan ekonomi yang pas pasan. Walau tak menutup kemungkinan, bahwa ternyata
ada juga beberapa teman mahasiswa dengan ekonomi yang mendukung juga ikut
bekerja paruh waktu (part time). Bisa jadi untuk pengalaman, hasilnya ditabung,
atau sekedar menambah uang saku.
Mahasiswa dengan kondisi ekonomi pas-pasan ini masih bisa
bersyukur karena sebenarnya ada ribuan siswa-siswa kita di Indonesia yang
memiliki tekad kuat untuk melanjutkan pendidikan akan tetapi tidak bisa menjadi
kenyataan karena tidak adanya biaya. Belum adanya sistem pembiayaan di sistem
pendidikan Indonesia secara integral yang memberi kesempatan kepada para
pelajar ini seakan menjadi penghalang negara ini menjadi maju.
Banyak dari siswa-siswa ini yang mencoba mengajukan beasiswa,
jika beruntung mereka bisa mendapatkannya. Tapi jika tidak, impian untuk
melanjutkan kuliah akhirnya sirna.
Student Loan di Negara-negara Maju, Berkembang dan di Indonesia?
Beberapa negara maju rata-rata telah memiliki sistem pembiayaan
yang cukup terintegrasi sehingga memberikan kesempatan warganya yang kurang
mampu secara ekonomi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sistem
pembiayaan pendidikan dengan Student Loan atau pinjaman belajar adalah salah
satu yang umum dipakai di negara-negara maju.
Beberapa negara seperti The
United Kingdom, Selandia Baru, Amerika, Australia, Canada, Norwegia, Irlandia,
India, Jerman, Swedia dan Denmark adalah beberapa contoh negara yang masih secara aktif
menjalankan program student loan. Jika kita lihat dari grafik di atas, tingkat
penetrasi siswa yang mendaftar ke perguruan tinggi dengan pembiayaan melalui
student loan, makaCanada adalah yang paling tinggi. Negara-negara berkembang
seperti Thailand, Philipina dan Malaysia juga aktif memberikan student loan
kepada siswa-siswanya.
Berikut ini adalah beberapa link-link yang bisa kita pelajari
tentang skema student loan ini:
5. Indonesia, di wakili oleh Sampoerna
Foundation
Kebanyakan dari student loan di atas sistem pembiayaannya diatur
oleh Kementerian atau Departemen Pendidikan di masing-masing negara. Ini
artinya pasokan dana jelas pemerintah mengambil peran aktif dalam mencerdaskan
rakyatnya. Untuk lebih jelasnya tentang sistem pengajuan, proses mendapatkannya
dan sistem pembayaran kembali student loan, silakan klik link-link di atas.
Lalu bagaimana di Indonesia? Saat ini pemerintah belum
memberikan ruang sistem macam ini untuk dijalankan di Indonesia. Sepertinya
baru Sampoerna Foundation adalah
satu-satunya lembaga yang memberikan pelayanan terbaik untuk bagi
siswa/mahasiswa yang ingin mengajukan Student Loan pada saat ini.
Masyarakat Indonesia memang masih sangat sulit untuk mendapatkan
student loan karena masih terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan layanan
ini. Bukan apa-apa, ini karena siswa-siswa dan para mahasiswa di Indonesia
terbiasa disuapi gratis dengan beasiswa oleh lembaga-lembaga donor baik dari
luar negeri atau dari pemerintah dan lembaga swasta dalam negeri. Media massa,
seperti majalah, koran dan internet pun belum memberikan pencerahan dalam hal
ini.
Student loan memang bukanlah cara pembiayaan terbaik untuk
melanjutkan pendidikan karena setelah selesai studi mahasiswa diharuskan mengembalikan
dana yang dipinjam selama kuliah. Hal inilah yang kerap menimbulkan
permasalahan. Di beberapa negara maju seperti New Zealand, beberapa mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan dengan
sistem pembiayaan student loan justru kemudian hengkang dari negaranya untuk
bekerja di luar negeri untuk membayar cicilan student loan-nya.
Some truly wonderful work on behalf of the owner of this internet site , perfectly great articles . slickcashloan
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete